Mari bebaskan diri dari bulu dan tampil lebih percaya diri dengan perawatan yang bisa dilakukan seluruh tubuh atau area tertentu yang jadi andalan Anda.
Perempuan sering kali dihadapkan dengan permasalahan bulu-bulu halus yang mengganggu. Baik itu bulu halus pada ketiak atau pada kaki. Bagi perempuan yang sering menggunakan rok, kaki yang dipenuhi bulu-bulu tentu saja tak sedap dipandang mata sehingga membuat tidak percaya diri. Untuk menghilangkan permasalahan itu, mereka pun rutin mencukur bulu atau waxing.
Hal itu dilakukan Anggi, 27. Ia rutin sebulan sekali ke salon untuk mencukur bulu atau waxing. Namun, ada perasaan yang tidak mengenakkan setiap kali ia melakukan rutinitas tersebut.
“Saya selalu rutin waxing, dan rasanya mendebarkan karena kejutan yang saya rasakan saat lapisan lilin dilepaskan untuk mencabut rambut halus di ketiak. Bukan Cuma itu, setelah dicabut efeknya ada rasa gatal yang menggganggu setelah proses waxing dilakukan,” ungkap Anggi kepada Media Indonesia, kemarin.
Namun Anggi bisa mengucapkan selamat tinggal kepada rutinitas mencabut buku itu setelah lima kali bertandang ke ZAP Clinic di kawasan Permata Hijau.
“Karena aku beli paket Single treatment Rp250.000 sebanya 10 kali, dengan harga Rp.2.250.000, karena dapat diskon 10%, maka aku akan menyelesaikan perawatan hair removal yang disarankan yaitu sebanyak tiga kali lagi. Nah sisanya meungkin untuk underarm brightening. Biar ketiak saya makin kinclong!” seru staf hubungan masyarakat di perusahaan swasta itu.
Teknologi hair removal yang diterapkan di pusat perawatan kecantikan itu dklaim mampu menghilangkan bulu secara permanen dengan delapan kali perawatan dengan jeda masing-masing 1.5 bulan. Ini tentu kabar gembira buat kaum perempuan yang kerap tak nyaman dengan bulu-bulu halus di tubuh mereka.
“Kami bisa menghilangkan rambut-rambut halus di seluruh badan, juga di area-area tertentu sesuai keinginan pelanggan. Favoritnya, under arm atau ketiak, kaki bawah serta brazilian, di sekitar wilayah pribadi,” kata Fadly Sahab, 32, san pendiri ZAP Clinic.
Berdasarkan Riset
Prosedur hair removal dengan efek permanen menghilangkan rambut halus di tubuh, kata Fadly, sebenarnya sederhana saja. Ia menggunakan teknologi yang bekerja berdasarkan riset tentang fase-fase pertumbuhan rambut.
“Rambut itu mengalami fase anagen saat ia mengalami pertumbuhan, catagen atau transisi, serta telogen ketika ia beristirahat atau rontok. Kami menyarankan jeda antar perawatan hair removal tiap 1.5 bulan. Tentu saja, sebagian besar rambut di tubuh kita berada dalam fase anagen,” kata Fadly.
Rambut yang berada dalam fase anagen itu, lanjut Fadly, akan disinari cahaya terang yang secara teknis tak banyak berbeda dengan lampu yang biasa dipakai dalam kehidupan sehar-hari. Sistem kerjanya menggunakan teori sains yang menyebutkan bahwa cahaya terang akan diserap rambut yang berwarna hitam. Energi panas yang disalurkan lampu itu kemudian akan dirambatkan hingga ke akar rambut. Panas itu akan mematikan akar hingga kemudian rambut akan rontok.
Ketika perlakuan itu dilakukan berulang, yang berdasarkan riset diharuskan dilakukan delapan kali, pertumbuhan rambut akan terhenti total. “ Pada kondisi tertentu mungkin butuh maintenance, cukup enam bulan satu kali. Namun, lazaimnya setelah beberapa kali perawatan, hasilnya sudah terlihat kentara,” terang Fadly.
Selama 15 menit perawatan, yang didahului dengan ritual mengganti baju dengan kain kemben, diikuti proses pembersihan, cukur, pelapisan, dengan formulasi gel khusus, menggunakan kacamata hitam, hingga proses pencabutan bulu menggunakan sinar terang, serta diakhiri pembersihan dengan ZAP After Care atau ZAP Sunblock dengan area yang terbuka.
Dokter Amalia Smith, salah satu dokter ZAP Clinic di Oria Hotel, Jakarta Pusat, menjamin kenyamanan dan keamanan proses terapi. “Kami langsung yang menangani pasien dan seluruh klinik kami khusus perempuan. Untuk keamanan, teknologi yang kami gunakan telah divalidasi Food and Drug Administrastion (FDA) Amerika Serikat. Istimewanya, jaminan keamanan ini juga dibarengi promo paket yang bisa dicicil bebas bunga,” pungkas Amalia.